Kesaksian Warga Saat Massa Berbondong-bondong Menjarah Rumah Sahroni

 



JALAN Swadaya, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mendadak riuh pada Sabtu sore, 30 Agustus 2024. Dari sebuah warung kopi di tepi jalan, Agus (bukan nama sebenarnya) menyaksikan keramaian yang tak biasa. Apa yang awalnya hanya sore santai, seketika berubah menjadi tontonan penuh hiruk-pikuk.


Hanya berjarak sekitar 130 meter dari tempat Agus, ada rumah rumah anggota DPR Ahmad Sahroni yang telah menjadi target jarahan massa. “Saya mendengar teriakan dari sini,” kata dia saat ditemui Tempo pada Senin, 1 September 2025. “Dari rumah itu, (menunjuk sebuah rumah) teriakan sudah kedengaran” kata seorang warga yang lain menimpali.


Ratusan orang berbondong-bondong melintas di depan warung kopi itu. Agus mengaku tetap menyesap kopi dan tak mengindahkan keramaian. Ia mengatakan tak satu pun wajah dari rombongan penjarah itu yang ia kenal saat lewat di hadapannya. “Kebanyakan orang luar,” katanya bercerita. 


Penjarahan pun meletus, Sejumlah orang menerobos masuk ke kediaman politikus Partai NasDem itu, mengangkut barang-barang yang ada di dalamnya.


Massa keluar masuk rumah Ahmad Sahroni, memanggul apa saja yang bisa dibawa. Dari kasur, bantal, kulkas, mesin cuci, hingga lemari dan perabot rumah tangga. Tak berhenti di situ, jam tangan mewah, simulator, tas, hingga ikat pinggang bermerek pun raib dibawa massa. Bahkan surat-surat penting seperti kartu keluarga dan ijazah ikut lenyap dari rumah itu.


Agus melihat sendiri beberapa barang dibawa keluar dari rumah Sahroni. Menurutnya, warga sekitar tak mungkin melakukan hal semacam itu. Ia bercerita, sempat ada seorang penjarah yang mencoba menitipkan barang jarahannya ke rumah salah satu warga. Namun warga langsung menolak dan meminta barang itu segera diangkut pergi dari lingkungan mereka.


Alasannya, warga tak ingin terkena imbas ataupun dituduh ikut mengambil barang dari rumah anggota legislatif tersebut. “Karena Pak Sahroni ada juga kebaikannya, jadi warga sini nggak mungkin begitu,” katanya. 


Agus tinggal berjarak dua lorong dari rumah Sahroni. Ia mengatakan, sejak kemarin warga yang berada satu lorong dengan penjarahan memutuskan menutup pagar dan melarang orang luar masuk ke kawasan itu.


Pantauan Tempo, Warga sekitar memasang spanduk putih bertuliskan merah di beberapa titik akses rumah Ahmad Sahroni. Mereka menegaskan tak ingin ada pihak luar masuk karena khawatir kenyamanan lingkungan terganggu.


Tak hanya spanduk, warga juga menutup rapat pagar setinggi pinggang di lorong menuju rumah. Sedikitnya delapan orang berjaga untuk memastikan area tersebut steril dari orang luar.


Tempo mencoba memperdalam informasi dengan berencana mewawancarai warga maupun ketua RT yang bertetangga persis dengan Sahroni. Namun upaya itu terbentur penolakan. Warga sekitar memilih bungkam, hanya berkata singkat bahwa mereka tak akan memberikan keterangan apa pun demi kenyamanan bersama. “Mohon dimaklumi,” ujar salah seorang warga yang berjaga di sekitar lorong. 


Sementara itu, Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara mengatakan belum menangkap satu pun terduga pelaku penjarahan rumah Ahmad Sahroni karena masih dalam tahap penyelidikan. "Hingga saat ini belum ada yang diamankan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, kepada Tempo pada Senin, 1 September 2025. 


Nama Ahmad Sahroni dalam beberapa waktu terakhir terus jadi buah bibir publik. Ucapannya soal wacana pembubaran lembaga legislatif menyalakan kontroversi. Ia menyebut seruan pembubaran DPR sebagai sikap berlebihan, bahkan melabeli mereka yang menggaungkannya sebagai “orang tolol.”


Tak lama berselang, posisinya di partai ikut terguncang. Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem menonaktifkan Sahroni dari keanggotaan Fraksi NasDem di DPR per 1 September 2025. Pengumuman itu disampaikan Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim, lewat keterangan tertulis pada Ahad, 30 Agustus 2025.

JALAN Swadaya, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mendadak riuh pada Sabtu sore, 30 Agustus 2024. Dari sebuah warung kopi di tepi jalan, Agus (bukan nama sebenarnya) menyaksikan keramaian yang tak biasa. Apa yang awalnya hanya sore santai, seketika berubah menjadi tontonan penuh hiruk-pikuk.


Hanya berjarak sekitar 130 meter dari tempat Agus, ada rumah rumah anggota DPR Ahmad Sahroni yang telah menjadi target jarahan massa. “Saya mendengar teriakan dari sini,” kata dia saat ditemui Tempo pada Senin, 1 September 2025. “Dari rumah itu, (menunjuk sebuah rumah) teriakan sudah kedengaran” kata seorang warga yang lain menimpali.


Ratusan orang berbondong-bondong melintas di depan warung kopi itu. Agus mengaku tetap menyesap kopi dan tak mengindahkan keramaian. Ia mengatakan tak satu pun wajah dari rombongan penjarah itu yang ia kenal saat lewat di hadapannya. “Kebanyakan orang luar,” katanya bercerita. 


Penjarahan pun meletus, Sejumlah orang menerobos masuk ke kediaman politikus Partai NasDem itu, mengangkut barang-barang yang ada di dalamnya.


Massa keluar masuk rumah Ahmad Sahroni, memanggul apa saja yang bisa dibawa. Dari kasur, bantal, kulkas, mesin cuci, hingga lemari dan perabot rumah tangga. Tak berhenti di situ, jam tangan mewah, simulator, tas, hingga ikat pinggang bermerek pun raib dibawa massa. Bahkan surat-surat penting seperti kartu keluarga dan ijazah ikut lenyap dari rumah itu.


Agus melihat sendiri beberapa barang dibawa keluar dari rumah Sahroni. Menurutnya, warga sekitar tak mungkin melakukan hal semacam itu. Ia bercerita, sempat ada seorang penjarah yang mencoba menitipkan barang jarahannya ke rumah salah satu warga. Namun warga langsung menolak dan meminta barang itu segera diangkut pergi dari lingkungan mereka.


Alasannya, warga tak ingin terkena imbas ataupun dituduh ikut mengambil barang dari rumah anggota legislatif tersebut. “Karena Pak Sahroni ada juga kebaikannya, jadi warga sini nggak mungkin begitu,” katanya. 


Agus tinggal berjarak dua lorong dari rumah Sahroni. Ia mengatakan, sejak kemarin warga yang berada satu lorong dengan penjarahan memutuskan menutup pagar dan melarang orang luar masuk ke kawasan itu.


Pantauan Tempo, Warga sekitar memasang spanduk putih bertuliskan merah di beberapa titik akses rumah Ahmad Sahroni. Mereka menegaskan tak ingin ada pihak luar masuk karena khawatir kenyamanan lingkungan terganggu.


Tak hanya spanduk, warga juga menutup rapat pagar setinggi pinggang di lorong menuju rumah. Sedikitnya delapan orang berjaga untuk memastikan area tersebut steril dari orang luar.


Tempo mencoba memperdalam informasi dengan berencana mewawancarai warga maupun ketua RT yang bertetangga persis dengan Sahroni. Namun upaya itu terbentur penolakan. Warga sekitar memilih bungkam, hanya berkata singkat bahwa mereka tak akan memberikan keterangan apa pun demi kenyamanan bersama. “Mohon dimaklumi,” ujar salah seorang warga yang berjaga di sekitar lorong. 


Sementara itu, Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara mengatakan belum menangkap satu pun terduga pelaku penjarahan rumah Ahmad Sahroni karena masih dalam tahap penyelidikan. "Hingga saat ini belum ada yang diamankan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, kepada Tempo pada Senin, 1 September 2025. 


Nama Ahmad Sahroni dalam beberapa waktu terakhir terus jadi buah bibir publik. Ucapannya soal wacana pembubaran lembaga legislatif menyalakan kontroversi. Ia menyebut seruan pembubaran DPR sebagai sikap berlebihan, bahkan melabeli mereka yang menggaungkannya sebagai “orang tolol.”


Tak lama berselang, posisinya di partai ikut terguncang. Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem menonaktifkan Sahroni dari keanggotaan Fraksi NasDem di DPR per 1 September 2025. Pengumuman itu disampaikan Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim, lewat keterangan tertulis pada Ahad, 30 Agustus 2025.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BBM Resmi Turun Mulai 18 Juni

Buaya Masuk Minimarket!

Penayangan Film Jepang “My Beloved Stranger” Ditunda